Kesimpulan
dan Refleksi Materi Perjalanan Pendidikan Nasional
Pendidikan
sebelum kemerdekaan terbelenggu oleh pendidikan kolonial yang individualistis,
materialistis dan intelektualistis. Anak- anak Eropa diberi kebebasan
pengajaran sementara anak- anak Indonesia hanya mendapatkan pengajaran
berhitung, membaca dan menulis sederhana. Pendidikan tersebut hanya diberikan untuk
calon pegawai dan mendukung perusahaan kolonial. Seiring berjalannya waktu, tokoh-
tokoh pergerakan nasional mendirikan sekolah- sekolah agar semua anak- anak
Indonesia mendapatkan pendidikan untuk memajukan bangsa. Setelah
kemerdekaanpun, kebijakan terkait pendidikan seperti kurikulum terus mengalami
perubahan dengan tujuan bisa mewujudkan pendidikan yang lebih baik.
Materi
Perjalanan Pendidikan Nasional memberikan pengetahuan dan pengalaman baru
melalui kegiatan yang saya lakukan dalam setiap fase. Diawali dengan fase mulai dari diri, saya merefleksikan
mengenai pengenalan diri dan peran seorang guru. Kegiatan pada fase ini membuat
saya merenung mengenai keputusan besar saya untuk memilih profesi guru. Selanjutnya
pada fase eksplorasi konsep dan
demonstrasi kontekstual, menambah pengetahuan saya terkait kondisi
pendidikan di zaman kolonial yang penuh diskriminasi sehingga tidak semua anak
mendapat hak pendidikan. Berkaitan dengan hal tersebut, dengan berdiskusi dan
membaca referensi yang diberikan oleh Dosen, saya mendapatkan tambahan
pengetahuan mengenai gerakan transformasi Ki Hajar dewantara dan tokoh- tokoh
pergerakan nasional lainnya seperti R.A Kartini, Dr. Soetomo, KH Ahmad Dalan
dan KH Hasyim Asy’ari.
Setelah mempelajari perjalanan pendidikan nasional hingga fase elaborasi pemahaman, yang menjadi pokok bahasan materi ini yaitu pemikiran- pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan. Saat ini, kurikulum merdeka sedang diimplementasikan pada pendidikan Indonesia. Saya kelak akan mempraktikkan konsep pemahaman Ki Hajar Dewantara ini terkait merdeka belajar dan pendidikan karakter/budi pekerti di sekolah tempat saya mengajar nanti. Melaksanakan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Memberikan pengajaran sesuai kebutuhan dan minat peserta didik dan menuntun mereka untuk mengembangkan potensi sesuai kodratnya masing- masing. Dari materi ini saya menyadari bahwa peran seorang guru itu sangat besar, tidak hanya sebatas mentransfer ilmu kepada peserta didik, tetapi juga sebagai fasilitator, motivator, penuntun peserta didik dalam mengembangkan potensinya. Saya juga akan menekankan pendidikan karakter pada peserta didik sesuai Profil Pelajar Pancasila. Sehubungan dengan hal tersebut, saya sebagai calon pendidik akan berpegang pada pedoman trilogi pendidikan yaitu ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani.
Nama: Dianti Puspaningrum
Kelas : Bahasa Inggris A, Mahasiswa PPG Prajabatan 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar